Senin, 04 November 2013

TULISAN 5



Kemampuan Bayar Utang RI Meningkat

Rabu, 30 Oktober 2013 | 07:17 WIB

Jakarta – Angka utang Indonesia terus meningkat secara kumulatif. Pada 2004 angka utang mencapai Rp 1.299,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat jadi Rp 2.177,95 triliun pada posisi Agustus 2013. Namun, fakta itu dibarengi rasio utang disbanding produk domestic bruto (PDB) yang mengalami penurunan luar biasa. Yakini dari 150 persen pada 1998 menjadi 24 persen tahun ini.

Staf khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, hal tersebut menandakan bahwa kemampuan pemerintah untuk membayar  utang menjadi lebih baik. “ya, Kemampuan kita lebih baik. Salah satu indicator yang digunakan adalah jumlah PDB kita. APBN kita juga memiliki ruang bayar cicilan dan utang pemerintah,”paparnya Selasa (29/10).

Firmanzah menguraikan, pada 2012 PDB yang berhasil dicapai lebih dari Rp 8.241 triliun. Semetara pada akhir 2013 PDB hampir mendekati Rp 9.000 triliun. Terkain dengan rasio utang dibanding PDB, pada 2000 mencapai 89 persen, sedangkan pada 2004 mengalami penurunan menjadi 56 persen.
Jumlah tersebut terus menurun pada 2009 menjadi 28 persen yang terkimi, pada 2013 rasio utang dibanding PDB menjadi 24 persen.. Sebelumnya  sekretaris cabinet (sekab) Dipo Alam menyatakan, pada 1998 rasio utang terhadap PDB mencapai 150 persen. Hal tersebut mengakibatkan prekonomian Indonesia saat itu masuk dalam krisis ekonomi yang cukup parah.

Dipo melanjutkan, Presiden SBY telah menujukkan komitmennya untuk menurunkan utang yang berasal dari pinjaman luar negeri. Antara lain dengan pelunasan utang kepada Dana Moneter International (IMF) Pada 2006 dan pembubaran Consultative Group on Indonesia (CGI) yang diera ordebaru memperbesar utang luar negeri RI pada 2007.

“Sejak pelunasan utang IMF dan pembubaran CGI itu, Indonesia mendapatkan kembali kedaulatan ekonomi dan terbebas dari tekanan lembaga internasional manapun. Bahkan, IMF pun meminta bantuan ke Indonesia, “jelas dia.
Menurut Dipo, pemerintahan terus berkomitmen agar Indonesia lebih mandiri dan utang terkelola dengan baik. Karena itu, presiden telah berkali-kali member arahan agar pinjaman luar negeri terhadap proyek-proyek yang diminati oleh BUMN, swasta dalam dan luar negeri dibatasi serta dihindari.

“Jadi, tidak perlu dibiayai APBN, apalagi utang luar negeri, karena bisa dilakukan melalui investasi publik-private investment atau investasi murni swasta, “ujarnya.
Dipo melanjutkan, sebagai Seskab pihaknya juga telah mengeluarkan surat edaran no SE-592/seskab/XI/2012 yang mengingatkan tentang pembatasan pinjaman luar negeri.

Analisis :
Kemampuan Indonesia membayar utang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, hal ini disebabkan pengelolaan utang RI terus dijaga dalam proporsi yang aman . Dalam hal ini pemerintah harus terus berkomitmen agar Indonesia lebih mandiri dan utang terkelola dengan baik.

Sumber :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar