Ratusan Perusahaan Akan Hengkang
dari Jabodetabek
Selasa, 29
Oktober 2013 | 13:44 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah investor
mulai ketar-ketir menyusuk demo buruh yang menuntut kenaikan upah minimum
privinsi sebesar 50 persen pada 2014.
Sekjen Asosiasi Pengusaha Indonesia
(Apindo) Suryadi Sasmita mengatakan, setidaknya ada lebih dari 100 perusahaan
yang siap-siap hengkang dari jabodetabek.
“Di Bogor saja ada 68 perusahaan yang
lapor kadisnaker. Itu germen dan sepatu, padat karya. Yang mau pindah ada juga di Tanggerang dan
Bekasi. Total bisa 100-an perusahaan,”kata Suryadi, dikantor Apindo, di
Jakarta, Selasa (29/10/2013).
Apindo juga mencatat, di Bekasi ada
sekitar 40 pabrik dan di Tanggerang jumlahnya sekitar 20 perusahaan.”kalau
Jakarta lebih banyak di pulogadung saja, sisanya pabrik sudah hampir enggak
ada,” imbuh Wasekjen Apindo, Sanny Iskandar.
Menurut Suryadi, kebanyakan pabrik
tersebut merupakan perusahaan padat karya. Namun demikian, untuk merelokasi
pabrik bukanlah perkara mudah. Hal itu karena butuh waktu hingga tiga tahun,
mulai memilih lokasi, membebaskan lahan, hingga membangun.
Belom lagi memberhentikan karyawan lama
di lokasi lama tentu membutuhkan dana miliaran rupiah. “Ekspansi mereka lari
dari jateng, Mojokerto, Solo, karena masih aman. Tapi ada juga yang sudah
mikir, lebih baik jadi penjual sejarah. Itu pikiran ketakutan-ketakutan
kan,”Imbuhnya.
Oleh karena itu, kalangan pengusaha
berharap agar gubernur dan wali kota cermat menentukan upah minimum, menyusul
intruksi Presiden No 9/2013 dan Peermenakertrans No 7/2013
Analisis :
Sebaiknya para pendemo berpikir
seharusnya mereka tidak demo terus-terusan, kalau perusahaan di jabodetabek
hengkang, mereka mau bekerja dimana. Intinya jangan terlalu sering berdemo itu
akan merugikan segala aspek baik itu buruh maupun perusahaan itu sendiri.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar